IGM, Palembang – Pernyataan Kemendikbud Ristek RI, Nadiem Makariem yang menginginkan untuk merealisasikan Pembelajaran Tatap Muka pada Juli mendatang ditanggapi oleh pihak sekolah di lingkungan Yayasan Indo Global Mandiri (IGM).
Kepala SMA LTI IGM, H Hadiwijaya, S.pd menilai jika pembelajaran tatap muka sangat diharapkan di tahun ajaran 2021/2022. Mengingat, proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah berlangsung hampir mendekati dua tahun cukup mempengaruhi serapan mata pelajaran yang diterima siswa didik.
“Salah satu dampak negatifnya adalah kurangnya interaksi sosial antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. PTM ini merupakan salah satu solusi,†katanya.
Ia mengaku, jika benar benar dilaksanakan, SMA LTI IGM telah menyiapkan sejumlah peralatan pendukung protokol kesehatan. Mulai dari pengukur suhu, hand sanitizer sepanjang koridor, tempat cuci tangan, pembatas jalur koridor, ruang UKS yang memadai, poster-poster prokes Covid-19 sebagai bentuk sosialisasi.
“Tentunya, PTM dilaksanakan dapat efektif dilaksanakan karena PTM adalah program yang sudah ditunggu tunggu, tinggal tergantung strategi yang dilakukan oleh sekolah agar PTM berjalan dengan tepat seperti penyusunan program, sosialisasi, pelaksanaan sampai dukungan dari siswa dan orang tua,†tegasnya.
Begitu pula dengan SMP LTI IGM. Melalui Kepala sekolah Viviet Herlinayati, S.Pd, juga mengatakan jika PTM menjadi penantian panjang, tidak hanya guru tapi juga siswa dan orang tua. SMP LTI IGM sendiri telah menyiapkan sejumlah kurikulum, fasilitas bahkan bahkan untuk simulasi PTM sendiri.
Untuk proses pembelajaran, lanjutnya, akan lebih banyak menggunakan metode Blanded Learning (Luring dan Daring) dengan materinya yang diajarkan guru secara tatap muka dapat diulang atau dipelajari siswa melalui pembelajaran secara Daring. “PTM sangat efektif karena siswa dan guru bisa langsung berkomunikasi, pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik,†pungkasnya. (andhiko tungga alam)